TIPS LPDP: Bagian Pengalaman Kurang Membanggakan

Halo Sobat

Saya kembali lagi dengan tips mengisi kolom Penilaian Diri LPDP bagian Pengalaman yang kurang membanggakan. Tentu kita harus menulis pengalaman yang kurang membanggakan bagi kita tanpa harus merendahkan diri sendiri. Hal ini hanya tentang topik yang ditulis dan cara menulis.

Apa topik yang ditulis?

Iya, pengalaman seperti apa yang layak ditulis? Menurut saya, pengalaman yang kurang membanggakan itu bercerita tentang kegagalan. Namun, tentu tidak semua kegagalan bisa ditulis. Akan lebih baik kamu menulis hal yang bisa diukur, bukan hal yang abstrak, karena hal yang bisa diukur tidak berkaitan dengan pribadi kita.

Kegagalan dalam kolom pengalaman kurang membanggakan bisa ditulis tentang kegagalan dalam belajar atau hal-hal yang bisa dipelajari. Karena ketika pertama kali melakukan sesuatu atau ketika belajar, semua orang adalah pemula. Gagal itu wajar.

Kegagalan dalam belajar itu wajar, jadi ini tidak akan memperburuk pribadi kamu.

Bagaimana cara menulis?

Setelah mengetahui topik kegagalan yang kamu pilih, pastikan kamu mengerti cara memperbaiki kegagalan tersebut. Cara untuk bangkit dan tidak menyerah atas kegagalan yang bagimu kurang membanggakan.

Maka dari itu, pada kolom ini kamu bisa menarasikan:

  1. kegagalan kamu
  2. apa hal yang kamu pelajari dari kegagalan tersebut
  3. apa yang  kamu lakukan untuk memperbaiki/mengantisipasi kegagalan tersebut akan terulang lagi
  4. perubahan kamu setelah introspeksi diri dan bangkit dari kegagalan tersebut

Nah, coba kita simak isian saya dulu ya,

Pengalaman kurang membanggakan yaitu ketika pertama kali presentasi lomba esai di FK UGM. Waktu itu, saya menjadi satu-satunya anak FISIP diantara anak-anak kesehatan. Namun, persiapan sangat mentah karena saya baru terkena musibah. Esai saya tentang kesehatan dari sudut pandang sosial, judulnya THEPOS (The Power Of Smile) Dari Pekerja Sosial Untuk ODHA. Ketika presentasi saya ngeblank, stuck hingga kehabisan waktu karena menjelaskan definisi kesehatan seperti menjelaskan hormon endorphin. Padahal audience saya adalah dokter-dokter yang menjadi juri dan peserta lain yang berasal dari kesehatan. Tentu mereka lebih tahu daripada saya. Tapi dari pengalaman tersebut saya tahu bahwa ketika presentasi dengan waktu terbatas, saya tidak perlu terfokus pada definisi, terlebih lagi saya berbicara di depan para juri yang sudah ahli di bidang itu. Harusnya saya fokus pada program atau ide yang saya tawarkan. Akhirnya di lomba selanjutnya saya memperbaiki presentasi saya, belajar public speaking dan mempersiapkan semuanya dengan matang. Bahkan saya mencatat semua detail yang harus saya sampaikan dan menghafalnya. Sampai akhirnya saya berhasil mendapat juara pertama saya yaitu di FEB UGM. Waktu itu ada 5 juara, saya juara 2, dan 4 juara lainnya adalah mahasiswa UGM. Jadi saya satu-satunya yang dari universitas lain. Setelah itu, saya semakin semangat untuk memenangkan lomba lain hingga saya berhasil menjadi mahasiswa berprestasi di tahun 2019.

Jelas ya polanya? Saya menceritakan tentang kegagalan karena ‘pertama kali’. Kegagalan di percobaan pertama adalah hal yang wajar. Kemudian topik yang saya ceritakan bisa diukur, bahwa gagal=tidak juara/presentasi tidak lancar. Lalu dilanjutkan tentang hal yang saya pelajari dari pengalaman yang gagal tersebut. Dari situ saya belajar banyak hal, hingga ada perubahan pada diri saya yakni dari yang tadinya tidak juara menjadi juara setelah introspeksi diri dan berusaha keras.

Menurut saya, cerita pengalaman yang kurang membanggakan menjadi pembelajaran baru, bahkan bisa menjadi titik balik seseorang. Poin pentingnya adalah upaya kamu bangkit dan berubah menjadi lebih baik. Jadi kamu pernah gagal tetapi kamu bisa melewatinya.

Semoga kita selalu bisa melewati kegagalan dan segala rintangan dengan baik. Semangat untuk kita.

Terima kasih sudah membaca

Semoga tercerahkan

Comments · 3

Leave a Reply to R Cancel reply

*