Beberapa orang menganggap bahwa belajar adalah hobi saya hahaha saya akui memang ketika belajar, itu menyenangkan. Tapi untuk memulai belajar, saya juga kesusahan seperti kebanyakan orang.
Orang-orang juga bertanya untuk apa saya belajar.
Jadi, Kenapa Saya Belajar?
Ternyata, saya sengaja melakukan berbagai usaha yang salah satunya belajar untuk meluluhkan hati Allah. Bahwa seharusnya Allah melihat seberapa besar usaha saya sehingga Allah harus mengabulkan permintaan saya.
Ketika menginginkan sesuatu tanpa adanya usaha, itu seperti tabu di hidup saya. Saya akan cemas dan tidak tenang karena takut gagal. Maka dari itu, saya selalu berdoa dan berusaha, untuk meminimalisir kecemasan saya.
Dalam buku Hello, Habits karya Fumio Sasaki telah mengajarkan banyak hal tentang kebiasaan; membentuk kebiasaan baik. Kebiasaan baik memang sangat sulit kita lakukan, dan seringkali itu karena alasan-alasan yang hanya mengada-ada.
Dan ya, saya melakukannya juga.
Saya seringkali takluk dengan beberapa penghambat kegiatan baik. Contohnya adalah ketersediaan perkakas untuk melakukan sesuatu. Saya melakukannya dari dulu dan hingga sekarang.
Saya akan belajar setelah membeli buku baru, pulpen baru dan lainnya
Lalu saya tidak akan belajar sebelum membeli buku baru, pulpen baru dan segala fasilitas lainnya.
Saya akan belajar setelah meja ini rapi
Maka, saya harus memupuk niat untuk membereskan meja dan kamar saya terlebih dahulu sebelum mulai belajar.
Hal itu menghambat saya untuk mulai belajar karena fokus saya menjadi “saya akan membeli buku ini dahulu” dan “saya harus membersihkan kamar saya terlebih dahulu”
Sedangkan,
Bukankah membersihkan kamar saja butuh niat? Dan ini juga bisa sangat lama.
Jadi, ayolah.
Kenapa kita selalu menciptakan alasan mengada-ada dan tidak kontekstual. Padahal kita bisa mulai belajar sekarang.
Untungnya, ada satu yang sudah bisa saya kendalikan yaitu permintaan menonton drama korea sebelum belajar. Dulu saya berjanji akan belajar setelah menyelesaikan drama korea A. Padahal setelah selesai, saya akan kelelahan dan tidur xixixi
Kemudian kebiasaan ini saya balik. Bahwa saya harus belajar untuk bisa melanjutkan drama korea saya. Saya juga menonton drakor sebagai jeda jika kelelahan belajar, lalu saya semangat kembali. Jadi drama korea sebagai charger untuk mengisi baterai saya hahaha
Saya juga menetapkan jadwal misalnya saya akan belajar jam 8 malam. Maka, saya seharusnya sudah membereskan meja dan kamar sebelum jam 8 malam. Jika saya menginginkan ada jeda diantara beberes dan belajar, maka saya harus beberes lebih awal. Hal yang kita kendalikan adalah beberesnya, untuk bisa mulai belajar tepat waktu.
Untuk menumbuhkan kebiasaan belajar juga dapat dilakukan dengan menciptakan orang ketiga. Entah ini harus sosok nyata atau sosok yang kamu ciptakan dalam dirimu. Tapi coba kita bahas sosok nyata agar lebih konkrit.
Kita cenderung bersikap lebih baik jika diawasi orang lain. Hal ini karena kita punya kecenderungan untuk tetap menjaga nama baik. Beberapa orang mungkin menjadi rajin ketika hidup bersama orang lain. Mereka takut jika melanggar komitmennya ada orang lain yang tahu dan akan malu. Untuk case belajar bisa mencari teman belajar. Hal ini sepertinya bisa diterapkan juga untuk goals lain dalam hidup kita, seperti diet, rajin beribadah dan lainnya.
Saya pribadi jadi lebih semangat untuk menaikkan berat badan ketika ada orang lain yang sedang berusaha menaikkan berat badan juga. Kami akan saling melapor terkait progress berat badan hari ini. Begitu juga ketika mengerjakan skripsi, saya dan teman saya memiliki progress yang sama. Inilah alasan juga ketika sedang berjuang mendaftar beasiswa/pekerjaan akan lebih semangat ketika ada teman berjuang.
Jika tidak ada orang lain, kamu bisa menciptakannya. Untuk kamu yang sangat memikirkan omongan orang lain, ini bisa dimanfaatkan. Seperti analogi jika tidak belajar maka akan gagal. Saya pribadi tidak masalah dengan kegagalan, bahwa gagal itu wajar. Tapi bagaimana menurut orang lain jika saya gagal? Bukankah kita lebih takut dengan omongan orang lain daripada kegagalan itu sendiri? Hal ini bisa dijadikan tekanan bagi diri kita untuk keharusan berhasil. Jadi pemacu untuk belajar agar berhasil.
Dalam kasus saya, seperti yang saya sampaikan di atas bahwa saya dititik tidak tenang jika tidak melakukan usaha apapun ketika menginginkan banyak hal. Jadi ini adalah upaya untuk meluluhkan dan membujuk Allah agar mengabulkan keinginan saya.
Ada banyak cara lain, tentunya tidak semuanya bisa diterapkan. Jadi kita harus mencari cara kita sendiri. Kamu mungkin bisa terbantu jika membaca bukunya hahaha
Jadi, selamat membaca dan menemukan caramu~
Semangat!