Ketika kuliah saya adalah anak Pers Mahasiswa kampus. Angkatan saya yang diklat ada 11 anak. Tentu tidak semua aktif, tapi semua anak ini potensial.
Kebetulan teman-teman saya, ada yang menerbitkan novel, yang 1 sering juara esai, yang 1 lagi juara menulis cerpen, yang 1 tulisanya dimuat di koran. Satunya lagi sedang mempersiapkan lomba dengan anak lain karena lomba bersifat team. Saya? Wkwkwkwk bahkan diajak gabung lomba saja tidak hahaha
Lalu apa yang saya lakukan? Saya belajar. Saya bahkan beberapa kali liputan sendirian karena tidak sengaja menemukan objek liputan. Saya membaca, berdiskusi dan banyak berlatih menulis. Saya benar-benar mulai dari awal, dari hal yang terkecil.
Suatu hari, perpustakaan Universitas saya mengadakan lomba membaca puisi, dan lembaga pers saya menginfokan itu. Kalau tidak salah peserta hanya boleh 20 orang, dan saya cepat cepat mendaftar hahaha
Saya berlatih dengan menonton youtube dan saya mendapat juara 1, harapan hahahah alias juara harapan 1. Ini juara yang saya dapat pertama kali. Sejak saat itu, saya sering membaca puisi di kegiatan kampus.
Pada semester 2, teman saya di UGM meminta saya mengikuti lomba yang diadakan organisasinya dia karena yang daftar sedikit. Akhirnya saya daftar dan menjadi finalis 10 besar yang harus mempresentasikan esai saya. Saya waktu itu team, dengan teman saya yang sedang mempersiapkan lomba tadi. Nah teman saya dan temanya ini kebetulan konflik jadi mereka berantem dan tidak jadi lomba hahah akhirnya teman saya kembali ke saya.
Nah, karena takut tidak bisa presentasi akhirnya saya minta arahan dosen saya. Sejak saat itu, saya jadi dekat dengan dosen dan difasilitasi dosen saya untuk ikut PKM hingga kebetulan lolos didanai. Saya juga lomba-lomba sendiri karena ketagihan dan butuh wadah menyalurkan ide saya. Alhamdulillah beberapa kali menang. Hal itu mengantarkan saya menjadi mahasiswa berprestasi utama fakultas dan juara 3 di Universitas.
Nah prestasi kan macam-macam ya?? Jadi kamu bisa mulai bergerak, mencari lingkungan yang prestatif dan mendukung kamu. Lalu kamu belajar, belajar dan belajar. Mencoba lomba, jadilah finalis dan jadilah pemenang.
Semua itu butuh proses. Ketika semester 1, setiap weekend saya mengikuti seminar/talk show dll waktu itu saya hanya menjadi peserta. Lalu ada kesempatan saya jadi moderator hingga sekarang saya menjadi pengisi acaranya, saya jadi pembicara.
Semua itu berproses. Cara menghadapi insecure ya melawan insecure itu sendiri. Saya sangat insecure tidak bisa masak, saya sadar itu dan saya sedang berlatih memasak. Pagi tadi saya memasak, dan bawangnya gosong wkwkwkwkkw its okeyyy, saya sedang berproses.
Semangat ya! Jangan lupa tersenyum